Ia menyebutkan, pembatas darurat dibuat dengan menyusun ban-ban bekas membentuk benteng sederhana yang bisa mengurangi risiko kendaraan tergelincir langsung ke jurang.
“Pembatas jalan itu dibuat menggunakan ban bekas mobil, dipasang secara bergotong royong dengan warga,” ungkap AKP Syamsul pada Jumat (11/4/2025).
Baca Juga:
Pemerataan Pendidikan, Wali Kota Binjai Siap Bangun Sekolah Rakyat
Menurutnya, kondisi Jalan Lintas Langkat-Karo yang membelah perbukitan memang sudah lama dikenal sebagai jalur maut.
Bahkan, belum lama ini, tiga nyawa melayang dalam satu insiden tragis di jalan itu—korban adalah pasangan suami istri beserta anak mereka.
Sementara pada tahun sebelumnya, seorang anggota polisi yang berdinas di Polsek Belawan juga menjadi korban jiwa di lokasi yang sama.
Baca Juga:
Ruas Tol Binjai-Langsa Resmi Bertarif, Waktu Tempuh Dipangkas Drastis
AKP Syamsul menegaskan bahwa penanganan masalah ini tidak bisa dilakukan Satlantas seorang diri.
Ia mendorong agar seluruh pemangku kepentingan atau stakeholder terkait segera duduk bersama dan membuat langkah konkret demi keselamatan pengguna jalan.
“Satlantas Polres Binjai sudah melakukan berbagai inisiatif awal, namun upaya menyeluruh tetap membutuhkan kolaborasi. Kita tak bisa berjalan sendiri,” ujar perwira yang pernah menjabat Kasat Lantas di Polres Mandailing Natal itu.