Binjai.WAHANANEWS.CO - Dalam upaya menciptakan kota yang bersih dan ramah lingkungan, Pemerintah Kota Binjai mengambil langkah serius untuk mengatasi persoalan sampah yang kian mengkhawatirkan.
Salah satu tindakan yang tengah dirancang adalah memperluas kawasan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) di Jalan Bangau, Kelurahan Mencirim, Kecamatan Binjai Timur.
Baca Juga:
Sampah Berserakan di Binjai, Pemko Janji Perbanyak Titik Bak Sampah Tahun Ini
Hal ini disampaikan langsung oleh pihak pemerintah pada Senin (28/4/2025).
Rencana perluasan tersebut merupakan respons terhadap meningkatnya volume sampah di Kota Binjai yang kini mencapai sekitar 150 ton per hari.
Guna menangani permasalahan ini secara menyeluruh, Wakil Wali Kota Binjai, Hasanul Jihadi—yang akrab disapa Jiji—turun langsung ke lokasi TPA untuk meninjau kondisinya.
Baca Juga:
Sampah Indonesia Jadi Isu Internasional, MARTABAT Prabowo-Gibran Desak Pemerintah Bertindak Cepat dan Tegas, Jangan Sampai Menghambat Investasi
“Setiap hari, timbunan sampah di Binjai bisa mencapai 150 ton. Saat ini kami sedang dalam proses menambah luas area TPA,” ujar Jiji pada wartawan.
Lebih lanjut, Jiji menjelaskan bahwa lokasi TPA tersebut berada tepat di perbatasan antara Kota Binjai dan Kabupaten Deliserdang.
Oleh sebab itu, pihak Pemko tengah menjalin komunikasi intensif dengan pemerintah kabupaten tetangga guna mempercepat proses penambahan lahan seluas 5 hektare.
“Lahan TPA ini memang berbatasan langsung dengan Deliserdang. Kami sedang menjalin koordinasi agar penambahan lahan bisa segera terealisasi,” katanya.
Ia menambahkan, perluasan area ini akan mendukung peralihan sistem pengolahan sampah dari metode tradisional open dumping menuju sistem yang lebih modern dan ramah lingkungan.
Sayangnya, kondisi eksisting TPA saat ini cukup memprihatinkan. Tumpukan sampah menggunung hampir di seluruh sudut, bahkan hingga memenuhi area gudang alat berat.
Jika tidak segera ditangani, kondisi ini berpotensi menimbulkan krisis pengelolaan limbah.
“Penanganan sampah memang memerlukan inovasi. Kami tidak ingin lagi mengandalkan sistem open dumping yang selama ini digunakan,” tegas Jiji.
Sebagai solusi jangka panjang, Pemko Binjai akan mulai menerapkan sistem pengolahan berbasis daur ulang. Produk hasil daur ulang ini nantinya dapat dimanfaatkan untuk membuat paving block dan berbagai bahan berguna lainnya.
Selain itu, masyarakat juga akan didampingi dalam proses pemilahan sampah agar sistem ini dapat berjalan optimal.
Upaya ini juga menjadi bagian dari strategi Kota Binjai untuk meraih Penghargaan Adipura, penghargaan nasional yang diberikan kepada kota-kota dengan pengelolaan lingkungan hidup terbaik.
Tahun ini, fokus Pemko Binjai akan diarahkan pada peningkatan kapasitas pemilahan sampah serta pengembangan metode daur ulang yang lebih efisien.
Meski dihadapkan pada keterbatasan alat berat dan fasilitas, pemerintah kota tetap berkomitmen untuk menyukseskan program ini.
“Memang kami memiliki keterbatasan dalam hal alat berat, tapi dengan segala keterbatasan tersebut, kami akan tetap berupaya semaksimal mungkin. Fokus kami saat ini adalah perluasan lahan dan peningkatan sistem pengelolaan sampah,” kata Jiji.
Ia juga mengungkapkan bahwa kolam penampungan limbah yang ada saat ini sudah tertutup oleh tumpukan sampah, sehingga perbaikan dan penataan ulang menjadi hal yang mendesak untuk dilakukan.
“Kami akan melakukan penataan ulang secara bertahap. Semoga hasilnya bisa lebih baik,” tutupnya.
Jiji juga berharap masyarakat dapat berperan aktif dalam menjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah sembarangan. Untuk mendukung hal itu, pemerintah akan memperbanyak titik tempat sampah di berbagai lokasi strategis.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]