Binjai.WAHANANEWS.CO - Pemerintah Kota Binjai dengan sigap merespon video permohonan bantuan dari warga negara Indonesia yang terlantar di Kamboja.
Pemerintah setempat menyatakan akan segera mengupayakan proses pemulangan WNI yang teridentifikasi sebagai warga Kota Binjai.
Baca Juga:
Polres Binjai Gerebek Preman, 8 Orang Diamankan di Tiga Titik
Sebagaimana diketahui, sebuah video berdurasi 63 detik viral di media sosial, memperlihatkan empat WNI yang mengaku berasal dari Kota Binjai dan kini terdampar di Phnom Penh, Kamboja.
Dalam video itu, mereka menyampaikan harapan agar pemerintah daerah membantu kepulangan mereka ke tanah air.
Kepala Dinas Tenaga Kerja serta Perindustrian dan Perdagangan Kota Binjai, Hamdani Hasibuan, menyampaikan bahwa dirinya telah menerima instruksi langsung dari Wali Kota Binjai untuk segera mengambil langkah konkret terkait pemulangan para korban.
Baca Juga:
Terekam CCTV, Manusia Silver Gasak Emas dan Dijual Rp 350 Ribu
Menurut Hamdani, dari empat orang tersebut, dua di antaranya tercatat sebagai warga Kota Binjai yang berdomisili di Kelurahan Limau Mungkur, Kecamatan Binjai Barat.
Lebih lanjut, Hamdani mengungkapkan bahwa Pemko Binjai telah membentuk tim khusus guna menangani proses pemulangan tersebut.
Bahkan, pihaknya telah menyambangi kediaman keluarga kedua warga tersebut untuk mengumpulkan data administrasi.
"Dari hasil pertemuan tersebut, kami berhasil memperoleh sejumlah dokumen penting seperti KTP, paspor, dan Kartu Keluarga milik yang bersangkutan," tuturnya pada Kamis (1/5/2025).
Adapun identitas kedua warga Binjai yang terlantar di Kamboja itu adalah Cikal Ramadhan dan Taruna Bagaskara.
"Setelah melakukan pertemuan dengan pihak keluarga, kami langsung menghubungi Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) di Medan melalui sambungan telepon," ujarnya.
Melalui komunikasi tersebut, Hamdani menjelaskan bahwa pihaknya bersama BP3MI Medan akan melakukan penelusuran lebih lanjut.
Pemerintah Kota Binjai berharap BP3MI dapat segera mengambil langkah untuk memulangkan kedua WNI dari Kamboja.
"Kami juga berharap proses ini bisa dilanjutkan ke Kementerian BP2MI di Jakarta, agar percepatan pemulangan bisa segera terwujud. Harapan kami, komunikasi yang telah terjalin ini bisa diteruskan ke KBRI di Kamboja untuk mempercepat proses administrasi dan pemulangan warga kita yang tengah terlantar," imbuh Hamdani.
Di sisi lain, adik kandung Cikal Ramadhan, Moris, menyatakan bahwa koordinasi yang dilakukan pihak pemko membuahkan hasil yang positif.
Ia menyebut bahwa Cikal dan rekan-rekannya telah diminta mendatangi Gedung Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kamboja.
Moris juga meyakini bahwa kondisi Cikal saat ini dalam keadaan cukup baik. Ia bahkan sudah melihat kakaknya lewat panggilan video, sedang mengisi formulir sebagai bagian dari proses pendataan untuk kepulangan ke Indonesia.
"Alhamdulillah, mereka sudah diarahkan untuk datang ke Kantor KBRI," ungkapnya dengan rasa lega.
Cikal sendiri merupakan anak sulung dari tiga bersaudara dan telah kehilangan kedua orang tuanya. Bersama adik-adiknya, ia diasuh oleh sang nenek, Nuraini, di Kota Binjai.
Tekanan ekonomi dan sulitnya mendapatkan pekerjaan di kampung halaman membuat Cikal nekat terbang ke Kamboja secara ilegal, tergiur oleh tawaran menjadi admin situs judi online dengan bayaran tinggi.
Namun, kenyataan yang ia temui jauh dari harapan. Selama sekitar empat bulan bekerja, Cikal dan rekan-rekannya justru mengalami kekerasan fisik dan penyiksaan.
Akhirnya, mereka memilih melarikan diri dan berujung terlantar tanpa uang sepeser pun di negeri orang.
"Dia bilang mau cari uang karena katanya gajinya besar. Rencananya uang itu untuk bantu keluarga. Tapi yang terjadi justru sebaliknya, dia malah disiksa di sana. Bahkan disetrum kalau melakukan kesalahan," ungkap Moris pilu.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]